Minggu, 16 Januari 2011

BAB XII

MEMBUAT PARAFRASA

RANGKUMAN
A. Memahami Parafrasa
Parafrasa adalah penguraian kembali suatu teks atau karangan dalam bentuk atau susun kata yang lain dengan maksud dapat menjelaskan maknanya yang tersembunyi. Parafrasa termasuk juga menceritakan kembali sesuatu yang telah didengar ke bentuk tulisan atau mengalihkan bentuk bahasa lisan ke bentuk bahasa tulisan.
 
B. Cara Memparafrasa Wacana
Untuk memparafrasakan sebuah teks tertulis, perlu diperhatikan langkah-langkah membuat parafrasa. Untuk memparafrasakan sebuah teks tertulis, langkah-langkah yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.
  1. Bacalah teks yang akan diparafrasa secara keseluruhan.
  2. Pahami topik atau tema dari teks tersebut untuk teks berbentuk narasi pahami pula alur atau jalan ceritanya.
  3. Carilah kalimat utama pada setiap paragraf untuk menemukan gagasan atau ide pokok paragraf tersebut. 
  4. Catatlah gagasan pokok setiap paragrafnya.
  5. Perhatikan kalimat penjelas, pilahlah kalimat penjelas yang penting dan buanglah yang hanya berupa ilustrasi, contoh, permisalan, dan sebagainya
  6. Pilihlah kata atau kalimat yang efektif untuk menceritakan kembali. Jika perlu gunakan kata yang sepadan atau ungkapan yang lebih mewakili pengertian yang panjang, tetapi dapat dipahami.
  7. Jika ada kalimat langsung, ubahlah menjadi kalimat tidak langsung agar lebih singkat.
  8. Ceritakan atau uraikan kembali dengan bahasa yang lebih mudah dipahami dan ringkas.
untuk mengunduh file klik disini

BAB XI

MENGGUNAKAN KALIMAT TANYA
SECARA TERTULIS


RANGKUMAN

A. Pengertian Kalimat Tanya
Kalimat tanya ialah kalimat yang dipergunakan dengan tujuan memperoleh reaksi berupa jawaban dari yang ditanya atau penguatan sesuatu yang telah diketahui oleh penanya.

B. Ciri Kalimat Tanya       
Ciri kalimat tanya adalah:
  1. pemakaian kata tanya: apa, siapa, di mana, bagaimana, mengapa, dan lain-lain.
  2. pemakaian kata bukan atau tidak?
  3. pemakaian klitika -kah pada predikat kalimat yang diubah susunannya SP-->PS.
  4. pemakaian intonasi naik pada suku kata akhir.
C. Jenis Kalimat TanyaKalimat tanya terdiri atas beberapa jenis.
  1. Kalimat Tanya Klarifikasi dan Konfirmasi                                                 Yang dimaksud kalimat tanya klarifikasi (penegasan) dan kalimat tanya konfirmasi (penjernihan) ialah kalimat tanya yang disampaikan kepada orang lain untuk tujuan mengukuhkan dan memperjelas persoalan yang sebelumnya telah diketahui oleh penanya.
  2. Kalimat Tanya Retoris                                                                              Kalimat tanya retoris adalah kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban atau tanggapan langsung. Kalimat tanya retoris biasanya digunakan dalam pidato, khutbah, atau orasi.
  3. Kalimat Tanya Tersamar                                                                               Kalimat tanya tersamar maksudnya adalah kalimat tanya yang mengacu pada bermacam maksud. Dengan kalimat tanya penanya bisa menyampaikan berbagai tujuan seperti: memohon, meminta, menyindir, membiarkan, mengajak, menegaskan, menyetujui, menggugah, melarang, dan menyuruh.
  4. Kalimat Tanya Biasa                                                                                       Kalimat tanya biasa bersifat menggali informasi, biasanya menggunakan kata tanya. Kata tanya yang biasa dipergunakan ialah apa, di mana, siapa, kapan, mengapa, bagaimana.
untuk mengunduh file klik disini

BAB X

MEMBUAT BERBAGAI TEKS TERTULIS
DALAM KONTEKS BERMASYARAKAT

RANGKUMAN
A. Perencanaan Membuat Karangan
Sebelum menulis, seorang pengarang perlu membuat peren­canaan yang matang. Hal-hal yang harus diperhatikan ialah menetukan tema dan topik karangan, tujuan, dan judul.

B. Pola Pengembangan Karangan
Penyusunan kerangka karangan bertujuan untuk mengorgani­sasi tiap gagasan pokok. Dari kerangka karangan, karangan dapat dikembangkan secara sistematis. Setiap topik dijabarkan menjadi paragraf yang terdiri atas kalimat utama dan kalimat penjelas. Paragraf dapat dikembangkan secara deduktif atau induktif.

C. Menulis Berbagai Jenis Karangan
    Ada lima jenis karangan.
  1. Karangan narasi atau cerita adalah karangan yang berusaha menceritakan, mengisahkan, merangkaikan tindak-tanduk perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau yang berlangsung dalam satu kesatuan waktu.
  2. Karangan deskripsi atau penggambaran adalah karangan yang menggambarkan keadaan, bentuk, atau suasana tertentu, seperti benda, orang, atau tempat sesuai dengan objek yang sebenarnya.
  3. Karangan eksposisi atau pemaparan adalah karangan yang berisi pemaparan terhadap suatu konsep, gagasan, ide, dengan tujuan menguraikan, mengupas, menerangkan sesuatu yang akan menambah penge­tahuan atau wawasan pembaca.
  4. Karangan argumentasi adalah karangan yang berisi pendapat mengenai suatu hal yang disertai alasan-alasan yang logis dan sistematis serta penyajian bukti-bukti dengan tujuan meyakinkan pembaca.
  5. Karangan persuasi adalah karangan yang berisi uraian mengenai sikap, pendapat, gagasan, dan perasaan yang bertujuan membuat pembaca percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang diuraikan.
untuk mengunduh file klik disini

BAB IX

MENULIS DENGAN MEMANFAATKAN
KATEGORI / KELAS KATA


RANGKUMAN

A. Kelas Kata
Dalam kalimat, kata memiliki kedudukan atau jabatan sebagai subjek, predikat, objek, dan keterangan. Kata juga dapat dikelompokkan ke dalam kelas kata kerja (verbal), sifat (adjektiva), keterangan (adverbia), benda (nomina), ganti (pronomina), bilangan (numeralia), serta tugas.

B. Frasa dan Macamnya
Frasa dibedakan atas:
1. Frasa nominal: frasa yang unsur pusatnya kata benda.
2. Frasa verbal: frasa yang unsur pusatnya kata kerja.
3. Frasa adjektival: frasa yang unsur pusatnya kata sifat
4. Frasa adverbial: frasa yang unsur pusatnya kata keterangan.
5. Frasa preposisional: frasa yang terdiri atas unsur kata depan
    dan kata benda
   
C. Memanfaatkan Kelas Kata dalam Perincian pada Kalimat
Pemahaman kelas kata dalam menyusun kalimat yang berisi pemerian bertujuan untuk kesejajaran kata bentukan, penghematan kata, serta ketepatan pemakaian kata.






untuk mengunduh file klik disini

BAB VIII

MENGGUNAKAN KALIMAT DENGAN JELAS,
LANCAR, BERNALAR, DAN WAJAR


RANGKUMAN

A. Tekanan, Intonasi, Nada, Irama, dan Jeda
Kalimat yang dilisankan menuntut kejelasan dan kelancaran. Kalimat yang diungkapkan adalah kalimat yang dapat dipahami dan dimengerti oleh mitrabicara. Pengucapan kalimat harus berdasarkan tekanan, intonasi, irama, dan jeda yang tepat.

B. Membaca Indah
Kata-kata yang indah merupakan ciri laras bahasa sastra. Yang termasuk sastra ialah prosa, puisi ,dan drama. Ketiga bentuk sastra tersebut, kecuali novel, tidak saja dapat dibacakan untuk diri sendiri tetapi dibacakan juga untuk orang lain atau dipertunjukan. Selain pementasan drama, banyak yang mengadakan acara pembacaan puisi atau cerpen akhir-akhir ini.

C. Membacakan Teks Pengumuman
Teks pengumuman bersifat informatif, artinya apa yang ada dalam teks pengumuman harus diketahui oleh khalayak yang dituju. Penggunaan tekanan, intonasi dan lainnya juga perlu diperhatikan agar isi pengumuman dapat dipahami.

untuk mengunduh file klik disini

BAB VII

MENGGUNAKAN KALIMAT YANG BAIK,
TEPAT, DAN SANTUN

RANGKUMAN
A. Syarat-Syarat Kalimat yang Baik dan Komunikatif
Komunikasi adalah penyampaian pesan dari pembicara kepada pendengar melalui sarana bahasa secara lisan dan tulisan. Kalimat yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. tidak menyimpang dari kaidah bahasa
2. logis atau dapat diterima nalar
3. jelas dan dapat menyampaikan maksud atau pesan dengan
    tepat
B. Kalimat yang Komunikatif, Tetapi Tidak Cermat    
Ketidakcermatan kalimat dapat ditinjau dari beberapa segi, yaitu:
1. ketidaklengkapan unsur kalimat
2. ketidaktepatan penempatan unsur kalimat
3. penggunaan unsur-unsur kalimat yang berlebihan
4. ketidaktepatan pilihan kata

C. Kalimat yang Cermat, Tetapi tidak Komunikatif
Sebuah kalimat dapat saja penyusunannya cermat tetapi, tidak komunikatif. Hal ini dapat terjadi karena hal-hal berikut.
1. Kalimat terlalu kompleks luas atau berbentuk kalimat majemuk
2. Kalimat yang terperinci, namun pengertiannya secara umum sudah diketahui.
3. Kalimat tidak logis

D. Menggunakan Kalimat yang Efektif dan Santun
Dalam komunikasi, bukan hanya penyampaian kalimat yang efektif dan komunikatif yang harus diperhatikan, tetapi juga kesantunan dalam berbahasa. Kalimat yang santun lebih ditujukan untuk penghormatan kepada mitrabicara atau komunikan.

untuk mengunduh file klik disini

BAB VI

MEMILIH KATA, BENTUK KATA,
DAN UNGKAPAN YANG TEPAT



RANGKUMAN

A. Pilihan Kata dan Bentukan Kata dalam Kaitannya dengan Konteks
    atau Topik Pembicaraan

Untuk menyampaikan maksud dan suatu pokok pembicaraan, seseorang akan berupaya menggunakan berbagai kata atau ungkapan yang dapat mewakili makna atau konsep yang ingin diutarakan. Untuk itu seseorang harus menguasai kosakata, bentukan kata, ungkapan, dan berbagai istilah kata.

B. Memanfaatkan Kata Bersinonim untuk Menghindari Kata yang
    Sama Dalam Satu Kalimat/Paragraf

Saat menjelaskan sesuatu seorang pembicara dapat mengucapkan kata yang sama hingga berkali-kali. Untuk menghindari terjadinya penggunaan kata yang berulang dapat digunakan sinonim atau padanan katanya, contoh: unjuk rasa, demontrasi, dan aksi massa.

C. Makna Leksikal, Makna Kontekstual (Situasional), Makna
    Struktural, dan Metaforis
- Makna leksikal ialah makna yang sesuai dengan konsep yang
  digambarkan pada kata tersebut.
- Makna kontekstual ialah makna yang muncul sesuai dengan konteks
  kata tersebut dipergunakan.
- Makna struktural adalah makna yang muncul akibat kata
  mengalami afiksasi atau penambahan imbuhan serta reduplikasi
  dan komposisi.
- Makna metaforis
  Makna metaforis adalah makna yang ditimbulkan oleh adanya
  unsur perbandingan di antara dua hal yang memiliki ciri makna
  yang sama.

D. Majas dan Peribahasa
1. Majas
Majas terdiri atas majas perumpamaan, majas metafora, majas personifikasi, majas alegori, majas antitesis.
2.     Peribahasa
Peribahasa adalah kalimat atau kelompok kata yang tetap susunannya dan biasanya mengiaskan sesuatu maksud tertentu.

E. Pilihan Kata dalam Laras Bahasa
Laras bahasa ialah ciri penggunaan bahasa ditinjau dari topik pembicaraan dan bidang ilmu tertentu. Ciri tersebut meliputi penggunan kata, ungkapan, istilah, ragam bahasa, dan gaya penutur.


untuk mengunduh file klik disini

BAB V

MELAFALKAN KATA
DENGAN ARTIKULASI YANG TEPAT


RANGKUMAN

A. Bunyi dan Alat Ucap Manusia
     Artikulasi ialah bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Artikulasi dibedakan atas (1) bunyi vokal yaitu a, i, u, e, o, dan (2) bunyi konsonan yaitu bilabial, laringal, veral, labio dental, alpico interdental/dental, spiral, uvular, apikal.

B.  Melafalkan Kata secara Baku dan Membedakannya dari Lafal Daerah
Penulisan kata baku telah diatur dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Untuk penggunaan secara lisan, pelafalan harus sesuai dengan huruf yang membentuk kata tersebut dan tidak terpengaruh unsur lafal daerah.

C.  Pelafalan Kata SerapanKata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing yang diIndonesiakan. Penyerapan terjadi karena dua hal yaitu proses adaptasi dan proses asimilasi.


untuk mengunduh file klik disini

Sabtu, 15 Januari 2011

BAB IV

MEMAHAMI INFORMASI TERTULIS
DALAM BERBAGAI BENTUK TEKS

RANGKUMAN

A. Mengindentifikasi Sumber Informasi dengan Teknik membaca
    Cepat

Untuk mengetahui asal sebuah informasi, kita harus dapat mengidentifikasi sumber informasi tersebut, yaitu dengan menelusuri identitas sumber yang mengungkapkan informasi tersebut seperti siapa narasumbernya dan pada media mana informasi didapat. Semua itu dapat dilakukan dengan membaca cepat melalui teknik membaca memindai (scanning).

B. Mengindentifikasi Jenis Teks Tertulis
Kita dapat mengidentifikasi jenis teks tertulis melalui pemahaman isi bacaan serta ciri-ciri sebuah tulisan. Secara umum bentuk tulisan terbagi menjadi lima jenis, yaitu narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.

C. Teknik Membuat Catatan
Agar bicara tidak terlupakan begitu saja, pembaca dapat membuat catatan khusus. Catatan harus disertai dengan pencantuman sumber bacaan. mencatat sumber bacaan dapat disusun dalam bentuk catatan kaki atau catatan perut.

D. Ciri Penanda Masalah, Gaya Tulisan, Fakta, Opini, Proses, dan
Hasil yang Terdapat dalam Teks Sebuah wacana dapat ditelaah dari segi gaya bahasa, permasalahan yang diungkapkan, fakta dan opini yang terdapat di dalamnya, serta kalimat yang menyatakan proses dan hasil.

E.Membaca Grafik, Tabel, dan Bentuk Informasi NonverbalUntuk membaca grafik, tabel, diagram, atau peta dapat dilakukan dengan cara a) membaca judul,
b) membaca informasi yang ada di atas, di bawah, atau disisinya, dan
c) membaca secara keseluruhan informasi yang disajikan dalam grafik tabel,
    atau diagram itu.

F.Membuat Simpulan
Simpulan adalah uraian padat yang berisi intisari atau saripati dari informasi sumbernya. Simpulan dapat disusun secara deduktif atau induktif.

untuk mengunduh file klik disini

BAB III

MEMBACA CEPAT UNTUK MEMAHAMI
INFORMASI TERTULIS 

RANGKUMAN
A. Membaca Cepat Pemahaman
Membaca cepat pemahaman adalah membaca dengan waktu yang
lebih cepat dari membaca normal,   namun tetap dapat memahami
isi bacaan sekurang-kurangnya 60 persen. Ukuran membaca cepat
pemula yaitu membaca dengan kecepatan 120 – 150 kpm ( kata per
menit ).
    
Rumus mengukur kecepatan membaca dengan ukuran satuan kata
per menit (kpm) ialah:
Jumlah kata yang dibaca
––––––––––––––––––––– X 60 = jumlah kpm (kata per menit)
Jumlah detik untuk membaca
  
B. Membaca Lanjutan dengan Sistem Membaca Layap (skimming) dan 
    Membaca Memindai (scanning)
Ada dua teknik membaca cepat yang dapat dilakukan untuk mengefisienkan waktu dan memberikan hasil yang efektif sesuai tujuan membaca, yaitu membaca dengan teknik layap (skimming) dan membaca dengan teknik memindai (scanning).

C. Teknik Membuat Catatan
Membuat catatan merupakan salah satu cara bagi pembaca dalam menyimpulkan bahan informasi dari sebuah sumber. Dengan membuat catatan pembaca dapat mengingat kembali informasi penting yang dibutuhkan. Untuk membuat catatan yang baik dan terarah, hal-hal yang perlu dicatat, yaitu mencatat kata-kata kunci, mencatat ide pokok setiap paragraf, mencatat data dan fakta, mencatat informasi yang dianggap menarik, atau pendapat penulis
tentang sesuatu.
D.     Teknik Menyusun Bagian
Untuk memahami sebuah karangan, kita dapat menggunakan teknik menyusun bagian, yaitu membedah karangan menjadi bagian-bagian yang merupakan unsur pembangunnya, seperti gagasan pokok, kalimat utama, dan kalimat penjelas. Penyusunan bagian tersebut dapat berbentuk skema atau pemaparan.
   
E.      Menafsirkan Kata, Bentuk Kata, dan Ungkapan Idiomatik
Untuk menafsirkan kata, bentuk kata, dan ungkapan idiomatik dalam sebuah wacana dapat menggunakan kamus. Di dalam kamus, khususnya kamus bahasa Indonesia selain dijelaskan pengertian kata, diuraikan juga bentukkan kata, kelas kata, serta ungkapan idiomatik kata bersangkutan jika ada.


untuk mengunduh file klik disini

BAB II

MENYIMAK UNTUK MEMAHAMI INFORMASI LISAN DALAM KONTEKS BERMASYARAKAT
RANGKUMAN

A. Memahami Sumber Informasi

     Sumber Informasi ialah informasi yang dapat diperoleh melalui
     berbagai sumber dalam bentuk lisan maupun tulis.


B. Jenis Sifat Informasi

     Sifat informasi dibedakan menjadi tiga, yaitu:

     1. Informasi bersifat faktual
     2. Informasi bersifat opini atau konsep
     3. Informasi bersifat pemberian


C. Ragam Bahasa

     Ragam bahasa terjadi karena dua hal, yaitu:
     1. Hal yang berhubungan dengan penutur , dibedakan atas empat hal:
         a. berdasarkan latar belakang daerah penutur.
         b. berdasarkan latar belakang pendidikan penutur.
         c. berdasarkan situasi pemakaian, sikap dan hubungan sosial penuturnya, 
             timbul ragam formal, semi formal, dan nonformal.
         d. berdasarkan persoalan. ruang lingkup pemakaian dan pokok

    2. Berdasarkan penggunaan sarana atau media.


D. Memahami Penanda Uraian Proses dan Hasil

Uraian proses dalam karangan ditandai oleh pemakaian kata hubung: lalu, kemudian, selanjutnya, dan sebagainya yang diikuti oleh pernyataan hasil. Secara gramatikal uraian proses ditandai dengan penggunaan pe--an pada nominal, verbal, dan ajdektiva, sedangkan uraian hasil ditandai dengan akhiran -an.

untuk mengunduh file klik disini

BAB I

MENYIMAK UNTUK MEMAHAMI LAFAL, TEKANAN,  INTONASI, DAN JEDA YANG LAZIM/BAKU  DAN YANG TIDAK
RANGKUMAN

A. Tujuan Menyimak

     Menyimak adalah keterampilan mendengarkan sesuatu dengan sengaja untuk
     tujuan tertentu.

B. Pemahaman terhadap Lafal, Tekanan, Intonasi, dan Jeda

Lafal adalah cara seseorang atau sekelompok penutur bahasa mengucapkan bunyi-bunyi bahasa, secara umum fonem vokal dalam bahasa Indonesia dilafalkan menjadi delapan bunyi ujaran, walaupun penulisannya hanya lima. Delapan bunyi ujaran itu adalah (a, i, u, e, ə, ε, o, )
Tekanan adalah panjang-pendek, tinggi-rendah, atau keras lembutnya pengucapan.
Intonasi ialah tinggi rendahnya nada dalam pelafalan kalimat.
Jeda adalah penghentian atau kesenyapan yang secara tertulis
ditandai oleh spasi, garis miring (/), tanda koma (,), tanda titik koma
(;), tanda titik dua(:), tanda hubung (-), tanda pisah (–).

C. Ciri Bahasa Indonesia Baku

Ciri bahasa Indonesia baku adalah formal, dinamis, cendekia, memiliki kesamaan kaidah, dan pelafalan yang tidak mencerminkan kedaerahan atau asing.

untuk mengunduh file klik disini